Sabtu, 17 Agustus 2013

Negeri Merdeka ??


Dulu ,
Bala tentara perang bersembunyi dibalik batu
Datang dari sebelah negeri tirai bambu
Pahlawan tak beralas segera menemui
Seakan rela jika harus segera mati
Panas menyengat
Membakar hati yang hampir mati
Pedang terhunus lurus didepan mata layu
Namun , semangat terus berkobar bernafaskan tetesan darah
Yaaa , mereka adalah pahlawan bangsa
Kini ,
Pecundang berdasi mulai bernyali ciut
Menggerogoti tulang-tulang miskin yang amat bungkuk
Rakyat mulai bergejolak muak
Insan-insan keriput hanya bisa bersorak
Inikah negeri merdeka ?

Jumat, 16 Agustus 2013

Pergi & Tak kembali


Kilau mentari pagi menyambut binar wajah sang pemimpi itu . Nampak sebuah rona bahagia dalam setiap detik senyum manisnya .
Luna , gadis berparas anggun . Dengan rambut hitam layaknya malam tanpa cahaya lampu ataupun dewi malam .
“Bu , luna berangkat” ujarnya ketika waktu sekolah telah tiba .
“Hati-hati nak!” jawab ibu sang gadis
Luna mencium tangan sang ibu dan kemudian mengelus wajah adiknya yang terlihat disamping sang ibu .
Gerbang sekolah telah siap menanti kedatangan salah satu siswa teladan itu . Yaa , Luna termasuk siswa teladan disekolahnya .
“Selamat pagi , pak?” sapa Luna kepada pak satpam yang setiap pagi melontarkan senyum untuk semua siswa yang datang .
“Pagi , neng geulis” jawab bapak itu dengan logat sundanya yang khas .
Sesampainya dikelas , Luna membuka kursi citosnya yang berjajar dibelakang dan kemudian menyimpan tas yang ia gendong tepat disamping kursi untuk ia duduk .
“Hei Luna , PR udah beres ?” tanya salah satu temannya .
“Udah ko’ . Kenapa ?” jawab Luna .
“Ngga nanya aja hehehe” Rafa berceloteh dengan wajah tampannya yang begitu menawan .
Rafa adalah salah satu teman Luna yang sering digosipkan bahwa Rafa suka sama Luna . Entahlah . Hanya Rafa yang tau .
“Tiap pagi wajah kamu itu keliatan banget semangatnya” ujar Rara .
“Hahaha yaiya dong mesti semangat kalo sekolah itu” timpal Luna .
“Yaa Lun , kamu itu kaya gapernah punya masalah . Selalu terlihat ceria” Rara menerangkan apa yang setiap hari ia liat dari Luna .
“Gatau deh ya . Eh ada guru” Luna mengingatkan .
Rara kembali ke tempat duduknya dan pelajaran pun segera dimulai .
Sesampainya dirumah , Luna terdiam disudut kamar kecilnya . Ia terbangun dan kemudian membuka jendela . Tatapan mata Luna seolah terpenjara menyaksikan lingkar sang dewi malam yang tampak merona dengan bulatan yang terlihat amat sempurna .
“Tuhan ,  jika ini dari-Mu kuatkan aku untuk menerimanya . Aku harus tegar dengan semua ini” ucap Luna lirih .
Gelap malam semakin terlihat pekat . Siulan angin hitam membekukan pori-pori kulit sang gadis . Segera Luna menutup celah angin malam itu . Mengucapkan selamat malam kepada setiap lukisan tangan Tuhan yang ada diangkasa malam.
Malam semakin larut . Mata Luna tak juga pejam . Segera ia mengambil catatan hariannya . Tiba-tiba Luna melihat kertas tebal berlembar yang berdiri diatas meja . Terdapat lingkar pena yang berputar mengitari dua angka . “20 Desember”.  Luna tersenyum manis.
“Tinggal beberapa minggu lagi aku bertambah usia . Aku tak ingin kado terindah dari siapapun . Aku hanya ingin bermimpi . Selama aku hidup , aku belum pernah merasakan indahnya keceriaan dihari ulang tahunku . Jika boleh aku bercerita tentang keinginanku , tanggal 20 Desember nanti , aku ingin membuat sebuah pesta yang dihadiri oleh semua teman dan sahabatku . Tapi itu tidak mungkin . Dan kini aku hanya bisa bermimpi tentang semua itu” Pena-nya menari-nari diatas kertas dalam buku diary Luna .
Keesokan harinya , seperti biasa Luna berpamitan kepada ibundanya .
Sesampainya dikelas , Luna gelisah . Ia baru sadar , kertas penting dari dokter tertinggal diatas meja belajarnya . Tepatnya didalam buku diary yang semalam menemani dirinya .
“Aku takut ibu tau” gumamnya dalam hati .
Hari demi hari Luna lewati dengan sedikit ketegaran . Karena Luna sadar , akhir-akhir ini jiwa pemimpinya seperti telah hilang . Ia seolah sendiri tanpa kawan .
Tanpa ada yang tau , ibu Luna membaca setiap kata yang Luna tulis dibuku hariannya itu . Beliau tertegun pedih melihat sejuta mimpi  anak gadisnya itu . Semakin merasa sakit ketika memegang kertas penting yang tergeletak dibawah diary Luna .
“Aku harus mewujudkannya . Harus” Tekad sang ibu setelah selesai membaca untaian kalimat putri sulungnya .
Esok adalah hari ulang tahun Luna . Ibu Luna segera menyiapkan semua kebutuhan untuk pesta yang diinginkan sang gadis kecilnya tanpa Luna tau . Tapi hari ini Luna meminta izin kepada ibunya untuk menginap dirumah teman , barangkali untuk mengerjakan tugas sekolahnya . Ibunda Luna terpaksa meng-iya-kan karena ia pikir itu lebih baik juga . Dan besok setelah Luna pulang ke rumah , acara telah siap untuk dihadiahkan kepada Luna .
“Cepatlah pulang Nak! Jika tugas itu telah kau selesaikan” ujar ibu Luna ketika Luna berpamitan .
“Baik ibu , luna tidak janji untuk segera pulang” jawab Luna dengan senyuman manjanya dan kemudian memeluk erat sang mama .
Setelah Luna berlalu , ibu Luna merasa aneh dengan kalimat anaknya . Tapi , beliau segera melupakan hal itu .
“Semuanya telah siap . Sekarang tinggal menghubungi Luna untuk segera pulang” ujar ibu Luna yang telah selesai menyiapkan pesta untuk Luna .
“Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi” suara wanita ketika ibunya menelpon Luna .
Ibu Luna terheran-heran . Firasatnya lain dengan apa yang ada dimemori pikirnya . Beliau ingin segera melihat keceriaan Luna tentang mimpinya yang menjadi nyata .
Waktu malam telah tiba . Ibu Luna semakin tak enak berpikir tentang keberadaan sang putri . Dan para tamu undangan atau lebih tepatnya kawan-kawan Luna sudah mulai berdatangan .
“Ibu dimana Luna ?” kata-kata itulah yang sang ibu dengar dari mulut para tamu .
Tiba-tiba ibu Luna mendengar bunyi sirine ambulance . Dan itu membuat hati ibunya semakin merasa sakit .
Seorang petugas rumah sakit turun dan menemui ibu Luna .
“Luna meninggal karena penyakitnya yang sudah mencapai stadium akhir . Beliau hanya menitipkan sebuah kata maaf untuk ibu”
Serasa jiwanya berkeping . Itulah ibu Luna ketika mendengar kalimat petugas .


Sabtu, 03 Agustus 2013

Tanpa Mereka

Sang waktu berucap lirih
Menenggelamkan cakrawala kebersamaan kita
Perpisahan yang seolah menjadi tragedi
Membuat semuanya seperti tak akan kembali
Senyuman hangat mereka
Bagaikan mentari dalam bekunya air di Atlantik sana
Disitulah ,
Gundah hati seakan larut dalam asa
Resah jiwa ikut pergi entah kemana
Ketika ruang waktu mulai terasa menyempit
Aku terisak , aku bisu
Aku terus meronta pada Yang Esa
Aku ingin kembali
Aku masih terkenang dengan kisah lalu
Kini , 
Keinginan besar itu perlahan mulai hilang
Menyambut hari baru tanpa mereka

*Aku rindu kalian FIVE {}

Jumat, 02 Agustus 2013

BERTEMAN DENGAN LANGIT MALAM


Gelap malam semakin pekat
Kilau cahaya mulai terlihat
Bulatan indah bersembunyi temaniku
Dengan keanggunannya yang nampak lugu
Aku menatap langit atas
Tertegun menyaksikan milyaran benda angkasa disana
Lukisan nyata hasil karya-Nya
Mataku masih enggan bergegas
Menikmati senyuman manja sang dewi malam
Tuhan ,
Izinkan aku untuk tetap menatapnya
Aku enggan berhenti
Berteman dengan langit malam
Siulan lembut atmosfer yang tak terlihat
Belum juga membuat aku tundukkan kepala
Terpesona dengan apa yang aku tatap
Berharap semua ini tak mereda
Sendu dalam jiwa kian sirna
Ketenangan hati menari dalam tawa
Kegundahan segera berlari pergi
Meninggalkan jiwa dalam gelap sepi

Keajaiban sang Maha Cinta


Kesunyian malam meminta otak pikirnya untuk segera berlalu dari pilu hati . Ia terdiam disudut kamar kecil yang menjadi saksi kesedihan batin jiwanya . Gadis itu memandangi setiap lukisan ketegaran lalu . Dan ia mulai sadar , terlalu lama hatinya semakin terasa pedih .
“Dulu aku bisa , kenapa sekarang ngga ?” ujarnya lirih dalam relung batin .
Sang gadis yang mulai mengenal rasa kagum itu sedang dalam relung kesedihan . Pertemuan singkat yang ia alami dengan lelaki tampan yang belum lama ia kenal itu harus berakhir dengan alasan yang sedikit tidak jelas .
“Lupain lupain lupain” sang gadis terus saja berambisi untuk segera berlalu dari semua angan tentang Farhan . Teman sebayanya disekolah . Saat ini gadis lugu yang ternyata bernama Rena itu duduk dibangku sekolah menengah atas . Tepatnya dikelas X .
Perkenalan mereka yang ternyata hanya tiga hari itu menumbuhkan rasa untuk bersua rasa sayang dalam hati mereka . Yaaa , Farhan meminta Rena menjadi pacarnya setelah pertemuan singkatnya didepan koridor kelas .
“Jadi sepakat ya mulai sekarang kita pacaran ahihi” ucapan itu terngiang dibenak Rena saat malam kesedihan menemaninya .
“Aku tau ko’ ini udah jadi kehendak Allah . Sebisa mungkin aku harus menerimanya dengan tegaaaar” gumamnya sambil mencorat coret buku diary .
Malam semakin larut , kegelisahan jiwa Rena semakin memuncak . Rena belum terbiasa menikmati hari-hari tanpa Farhan . Keduanya bersama tidak cukup lama . Jika dihitung hanya seratus hari saja . Atau lebih sederhananya hanya 3 bulan 10 hari . Rena mulai merasakan kerinduan yang teramat dalam . Tapi sepertinya , Farhan malah mengabaikan kerinduan itu . Alhasil , Rena terperangkap dalam rindu yang terabaikan .
Keesokan harinya , seperti biasa Rena berangkat sekolah pagi sekali . Karena jarak rumah yang cukup jauh mengharuskan Rena untuk berangkat lebih pagi agar tiba disekolah tepat waktu .
“Bu , kaka berangkat . Assalamualaikum” ucapnya sambil mencium tangan ibunya .
“Hati-hati nak!” jawab ibu Rena penuh kasih .
Kebetulan hari ini disekolah diadakan sebuah pementasan seni . Otomatis semua kegiatan belajar mengajar dihentikan sementara waktu .
“Kamu kenapa Ren ?” tanya sahabat Rena sesampainya Rena didepan kelas dengan wajah pucat dan terlihat sendu dengan mata merah karena semalam sempat menangis pilu .
“Gapapa ko’ hehe . Calm aja” jawab Rena singkat .
Semua sahabat Rena mengetahui gelagat ucapan dusta Rena . Dan tiba-tiba mata Rena berair alias menangis . Tanpa ada yang tahu penyebab Rena menangis .
“Kamu kenapa dong ?” tanya Risya .
“Gapapa ko Ris , aku cuma lagi kangen aja sama Farhan . Kebetulan tadi aku ketemu Farhan . Jadi sedikit terganggu dengan senyuman dinginnya hehe” tutur Rena sambil berusaha menguatkan hatinya .
“Yaelah kamu , apaan sih masih inget sama cowo gajelas gitu . Udah dong kamu masih punya kita juga ka Rama yang kedekatannya udah melebihi seorang pacar” timpal Raka dengan gayanya yang so cuco’
“Hahaha iya thanks a lot guys” jawabnya dengan sedikit senyuman lugu .
“Daripada kamu nambah galau kita ke lapang nyok! Siap siap deh mantengin acara pensinya . Come on guys” ajak Riki . Sahabat Rena paling ganteng itu katanya .
“Okesiap” kompak menjawab
Rena masih terus berusaha untuk tetap menyembunyikan kesedihan jwanya . Hingga saat acara pensi berlangsung tiba-tiba datang Rama menyapa Rena .
“Hey ade , udah ya jangan galau terus . Your smile so beautiful . Smile please” ujar Rama sambil duduk disamping Rena .
“Okee ka hehe” jawab Rena dengan senyuman manja .
Rama adalah kaka kelas Rena sejak duduk dibangku sekolah menengah pertama . Awal perkenalan mereka yaitu ketika Rama menjadi panitia MOPD dan salah satu pesertanya itu adalah Rena . Gadis lugu yang saat itu berseragam merah putih dengan rambut se-bahu nampak masih seperti anak kecil .
“Namanya siapa ?” tanya Rama disela sela pelaksanaan MOPD .
“Rena , nama kaka Rama ya ?” tanya Rena penasaran .
“Iya , kenapa tau ?”
“Kan tadi kaka ngenalin diri depan kelas” tutur Rena polos .
“Oh iya lupa haha” respon Rama dengan ketawa khasnya .
Sejak saat itulah keduanya saling mengenal . Terlebih ketika keduanya sama sama ikut bergabung dalam organisasi tertinggi disekolahnya yakni OSIS . Setelah beberapa bulan mereka berteman akhirnya rama harus meninggalkan bangku sekolah menengah pertama untuk melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi . Hingga pada akhirnya Rama dan Rena kembali dipertemukan dibangku sekolah menengah atas . Keduanya begitu menikmati hubungan persahabatan yang terjalin hampir 3 tahun .
Rena dan Rama duduk bersebelahan saat acara pensi berlangsung . Tentunya semua sahabat sahabat Rena pun ada disekitar mereka .
“Tadi makan dulu ga de ?” tanya Rama tiba-tiba .
“Makan ko’ ka”
“Pasti dikit , ya kan ?”
“Hhehehe yang penting makan” ucap Rena tersenyum .
“Kamu itu de udah kebiasaan kalo hati lagi galau pasti imbasnya si lambung” sambil mencubit pipi Rena .
“Kenapa si lambung ka ?” tanya Rena heran .
“Yaiyalah . Kalo ade makannya dikit si lambung pasti gaakan kenyang . Alhasil si lambung kelaparan gara-gara si pemiliknya galau hahaha” jawab rama ketawa .
“Ih kaka jawabannya ga nyambung” jawab Rena kesal .
“Lain kali kalo ade galau jangan jadi ngorbanin si lambung yaaa” goda Rama yang cekikikan melihat wajah cemberut Rena .
“Iyadeh gimana kaka aja”
Keduanya kembali terdiam , serius melihat setiap tampilan yang disajikan .
“Penampilan paling bagus yang mana Ren ?” tanya Risya .
“Belum ada deh” jawabnya .
“Ciyee , kamu nungguin akang itu yaaa ?” ujar Riki tiba-tiba .
“Hahhaha bukan cuma aku kali , banyak tuh cewe-cewe penggemarnya” timpal Rena .
Semua sahabat Rena terus berusaha menghibur agar Rena tidak terlalu larut dalam kesedihan hatinya .
“De , nanti pulang kaka anterin yaa ?” pinta Rama .
“Gimana nanti aja ah ka . Temen ade kasian pulang sendiri .”
“Yaaah ade . Giliran kakanya yang pengen nganterin susah tapi kalo diajak sama orang itu pasti mau” jawab rama sambil mengarahkan penglihatannya ke seorang laki-laki didepan koridor kelas .
Laki-laki itu bernama Rizal . Parasnya begitu menawan . Memikat semua pesona kaum hawa . Rena mengagumi ketampanannya sejak ia masuk di SMA ternama dikotanya itu . Kagum bukan berarti ingin menjadi pacarnya . Itulah prinsip Rena ketika mengagumi seseorang .
“Ke kantin yuk! Haus nih” ajak Risya .
“Iya nih aku juga sama laper” timpal Riki
“Yeee Risya itu haus bukan laper jadi ga sama kaya kamu dong bloon” tutur Raka .
“Hahaha kalian ini ya bisa aja bikin aku ketawa . Ayodeh kita ke kantin dulu” jawab Rena sambil berdiri .
“Kaa ade ke kantin dulu . Titip buku sama tas” Rena berpaling kearah Rama .
“Iya adeku bawel amat sih”
“Yaelah dibilang bawel lagi kaya yang ga bawel aja” ejek Rena .
Keempat sekawan itu berdiri dan tiba-tiba dari arah selatan Rena berdiri ada yang memanggil .
“Rena , kemana ?” ternyata yang memanggil itu Farhan .
“Ke kantin” Jawab rena singkat tanpa melihat Farhan lagi .
Yaa , Rena mulai merasa bahwa masih ada yang lebih penting yang peduli terhadapnya daripada Farhan .
“Mau dijajanin ga Ren ?” tanya Riki .
“Eh tumben banget lo ngejajanin . Dapet uang darimana sih bung ?” sela Raka .
“Ah loe kepo badai . Kalo mau gue jajanin mending loe pacaran dulu . Biar nanti pas putus loe galau nah baru gue jajanin . Jajaninnya cukup permen aja satu biji” jawab Riki ketawa
“Eh sudah sudah , kalian ituyaa katanya sodara kembar tapi kayanya susah banget buat akur” sela Rena .
“Hahaha abis si Raka yang duluan sih ngejek gue gitu”
“Loe itu gapernah bisa sopan sama abang loe sendiri . Dasar kampret”
“Ini ceritanya kan mau jajan ngilangin haus , ko’ malah pada saling ejek . Bosen gue denger pertengakaran kalian kembar” Ujar Risya yang cukup kesal melihat perang si kembar yang gapernah berakhir .
“Okedeh , kalian semua aku yang jajanin” tiba-tiba Rena bersuara .
Dan akhirnya empat sekawan itu kembali ke lapangan . Karena acara masih cukup panjang .
“Nih ka” ucap Rena sambil memberi sebotol minuman penyegar kepada Rama .
“Thank you ade . Tumben ade baik hahaha” gurau Rama yang hobynya bercanda .
“Dibaikkin salah , dijahatin salah”
“Hahhaa iyadeh iya maaf . Ade emang ade paling baik buat kaka”
“Hmm , bicaranya emang paling bisaa” timpal Rena sambil membereskan tasnya .
Acara berlangsung semakin meriah . Apalagi ketika penampilan Rizal . Banyak sekali para wanita yang histeris menyaksikan penampilannya yang menyanyikan sebuah lagu hits dikalangan anak muda .
“Tuh kan Rena nya senyum lagi kalo udah ngeliat penampilan kang Rizal” Celetuk rama sinis
“Ciye ka Rama cemburu yaaa?” tiba tiba Riki bersuara .
“Hahha ngga ko de , kaka cuma kesel aja sama anak ini . Daritadi galau eh udah liat si Rizal senyum lagi . Jadi seolah-olah hiburan kaka itu ga mempan” jawab Rama kesal .
“Hahaha sabar kaka . Rena itu bakalan tetep jadi ade ka Rama ko.” Sela Risya yang ternyata daritadi mendengar obrolan Riki dan Rama .  
“Hahaha amin banget de”
Rena hanya diam seribu bahasa . Tanpa sadar hatinya kembali mengingat Farhan yang sedari tadi ujung mata Rena melihat Farhan yang kepanasan .
“Yang lagi diomongin ko’ diem sih . Ga seru ah” Rama menggoda .
“Terus ade harus bilang amazing gitu ?”
“Hmm , biasa aja dong cantik” jawab Rama
Rena yang biasanya manja kepada Rama saat itu hanya diam . Tanpa banyak bicara .
“De , ayodong senyum lagi . Nih pundak kaka kesepian” rayu Rama .
“Iya kaka”
Lapangan sudah mulai sepi . Sebagian siswa sudah banyak yang meninggalkan sekolah . Tetapi masih ada juga siswa yang stay dilapangan . Termasuk Rama , Rena dan Risya . Raka dan riki sudah duluan meninggalkan sekolah karena ada acara keluarga dirumahnya . Tiba tiba Rena bersandar dibahu Rama .
“Nah gitudong daritadi . Buat apa ada bahu kaka .Inituh buat ade bersandar ketika ade sedih , galau , sakit atau apalah” tutur Rama
“Dari tadi ? enak ajaa . Tadi masih banyak orang kaka . Meskipun iya sih ade juga pengen bersandar dibahu kaka hhehhe” jawab Rena tersenyum .
‘Oh iya hahha”
Ketika Rena bersandar dibahu Rama , tanpa sadar diujung utara sana ada sosok wanita yang menatap penuh arti . Yaa , dia bernama Ira . Masalalu Rama . Dan sekarang hubungan Rama dan Ira cukup tidak baik . Entah apa yang menyebabkan Ira meninggalkan Rama . Terdengar kabar , Ira kembali ke masalalunya terdahulu . Rama hanya bergeming karena ia yakin , dalam hidupnya masih ada yang cukup berarti yakni Rena . Rama memang seperti itu . Sejak kedekatannya dengan Rena mulai terjalin , Rama berpikir untuk lebih mengutamakan kebahagiaan Rena sebagai adiknya daripada pacarnya sendiri . Rama adalah anak terakhir dari 3 bersaudara dan Rena adalah anak sulung dari 2 bersaudara . Maka tidak heran jika mereka begitu akrab layaknya adik dan kaka satu rahim . Begitulah mereka .
Kembali kepada tatapan sang masalalu Rama , Rena mulai tidak nyaman dengan tatapan tersebut . Lalu ia memberi isyarat kepada Rama bahwa disebelah sana ada Ira .
“Biarkan saja de” tegur Rama sambil membuang muka dari Ira .
“Yaa tapi kaa” Rena mulai tidak enak .
Setelah acara selesai Risya dan Rena pulang sedangkan Rama masih disekolah karena ada suatu hal yang penting .
“Hati-hati dee” ucap rama sambil mengelus kepala adiknya .
“Okee kaa” singkat .
Detik berganti menit , menit berubah menjadi jam , jam berganti hari , hari berganti minggu , minggu berganti bulan . Demikian perputaran sang waktu . Dan tak terasa dua bulan sudah Rena berlalu dari Farhan . Ia bahagia dengan kesendiriannya . Sendiri dalam arti tanpa kekasih karena nyatanya , Rena melajang pun ia tidak pernah kesepian . Hari harinya ditemani sang kakak yang setia merubah hal kecil yang menjadi penyebab kegalauan hatinya.
“Kaka gamau kehilangan ade” suatu hari Rama berucap .
“Ade pun samaa” jawab Rena .
“Ade itu udah kaya adik kandung kaka sendiri . Lebih dari seorang pacar . Kaka tetap mengutamakan ade daripada kekasih kaka sekalipun . Karena kaka butuh ade untuk hidup kaka” Rama terus mengutarakan perasaannya kepada Rena sang adik .
Hubungan mereka semakin dekat . Bahkan hampir semua orang menganggap mereka adalah sepasang kekasih . Tak dinyana , Ira yang selama ini seperti masih memendam amarah kepada Rena terlihat dingin dingin api .
“De ?” sapanya disuatu malam lewat pesan singkat .
“Iya kaka ?”
“Udah liat blog nya teh Ira ?” tanya Rama
“Emang kenapa ? “ tanya Rena heran .
“Dia nulis cerita tentang kaka . Bahkan ade pun ikut terbawa-bawa dalam cerita itu” Dengan emotion sedih Rama bercerita .
“Yaelah , ko gitu sih kaa” ujar Rena bingung .
Rena segera membuka lapotopnya dan berselancar disitus blog.spot , ia langsung mencari apa yang dikatakan Rama .
“Astgfrlh , loh ko bisa gin sih” tanyanya dalam hati
Ternyata memang benar , Ira membuat tulisan yang tanpa harus diselidiki itu adalah sindiran pahit untuk Rena dan Rama . Rena segera mengambil ponselnya dan mengirim pesan singkat kepada Rama .
“Ka , kenapa dia jadi gitu ? Ini salah ade kaa” Rena mulai merasa bersalah .
“Bukan de , ade gasalah . Toh dia sendiri yang ninggalin kaka bukan ? Udah jangan dipikirin lah . Biarin aja . Yang penting ade jangan tinggalin kaka yaa? Ade janji” pinta Rama .
“Iya tapi kaa , ade gamau difitnah jadi perusak hubungan kaka sama teh Ira”
“Ngga de , ade ga salah . Ade kenal sama kaka lebih lama dari teh Ira bukan ? kita ini udah jadi adik kakak yang susah buat dipisahin . Baiklah kaka akan menghubungi teh Ira , kaka bakalan nanyain maksudnya apa cerita itu” tutur Rama
“Kaka jangan terus ngutamain ade didepan teh Ira , sepertinya teh Ira masih berharap sama kaka . Perbaiki hubungan kalian kaa”
“Oke dee , maafin kaka . Gara gara kaka ade jadi ikut kedalam masalah ini”
“Gapapa kaa” otak pikirnya semakin bingung dengan apa yang harus Rena lakukan .
“Udah malem , ayo tidur” Rama mengalihkan pembicaraan .
Keesokan paginya , Rena bercerita kepada Risya tentang cerita semalam sambil menunjukan isi blog yang tulis Ira .
“Aku harus gimana ? aku gamau jadi dituduh gitu ris” rena termenung
“Susah Ren kalo ka Rama nya masih bela kamu . Udah pasti teh Ira bakal terus menyalahkan kamu . Sudahlah biarkan saja” nasihat Risya memang selalu beda dari yang lain . Menyejukkan hati . Tidak salah persahabatan mereka sejak SMA selalu akur .
“Ka Rama masih gamau ngubah prinsipnya yang lebih ngutamain aku daripada pacarnya” sela Rena .
“Yaa itulah yang membuat rumit”
Ketika Rena dan Risya sedang bercerita tiba-tiba Ira yang menjadi kaka kelas dibawah Rama itu datang hanya untuk melewati koridor kelas rena . Rena kaget dan kemudian memberi isyarat kepada Risya untuk berhenti menasihatinya .
“Ssssst , lihat dibelakang” Rena menundukkan kepala .
Ketika Ira lewat tepat didepan Rena , Rena berusaha menyunggingkan senyuman kepada Ira . Tapi apa dikata , Ira malah menatap sinis Rena . Dan akhirnya Rena pun merasa sakit hati dengan sikap Ira yang seperti itu .
“Tuh kan Riss , ko sampe segitunya sih” Rena cemberut
“Biarin ajalah , toh dia tidak bisa membuka mata untuk melihat fakta yang sebenarnya”
“Yaudah deh , lupain aja” rena berbohong . Rena orang yang tidak bisa melupakan masalah begitu saja . Tapi ia juga pintar menyembunyikannya dari orang terdekatnya .
Sudah hampir beberapa bulan masalah Rena dan Ira reda . Mungkin karena pada waktu itu Rama berusaha bicara empat mata dengan Ira atas saran Rena . Dan hari-hari Rena pun kembali seperti semula . Sendiri namun tak pernah sepi . Namun yang paling sulit baginya adalah ketika Rama harus meninggalkan bangku sekolah dan melanjutkan ke tingkat perkuliahan . Itu artinya intensitas pertemuan Rena dengan rama akan sulit . Karena Rama akan mengenyam bangku kuliah dikota yang lain . Kota kelahiran ibunya . Yogyakarta .
“Kaka jaga diri disana , jangan lupain ade” ketika Rama datang kerumah Rena untuk berpamitan sekaligus kepada orang tua Rena .
            Karena ternyata keluarga Rena sudah akrab dengan Rama begitupun sebaliknya . Ibu Rena sangat bangga kepada Rama yang mau menjadi sosok kakak bagi Rena .
“Ade gaakan pernah bisa kaka lupain . Kaka sangat bangga mempunyai adik sepertimu . Jaga dirimu adikku . Dan kita jangan pernah berhenti untuk tetap berkomunikasi . Kaka akan mengunjungimu setiap bulan . Kaka sayang sama ade .” Rama terlihat sedih dengan kalimat yang ia ucapkan . Rena menghambur ke pelukkan rama . Air mata Rena tak bisa lagi disembunyikan . Ia menangis dipelukkan Rama , kakaknya .
Tak terasa , empat tahun sudah Rama berada dikota tempat ia kuliah , dan Rama berhasil diterima kerja disuatu perusahaan terkenal menjadi seorang asisten direktur sekaligus dikota Bandung . Tempat Rena tinggal saat ini .
Dan Rena , ia sekarang mengenyam bangku perkuliahan disalah satu universitas terkenal dikota kelahiran ayahnya , Bandung . Hanya tinggal satu tahun lagi ia bisa kembali ke kota asalnya .
Rama dan Rena sering menghabiskan akhir pekannya bersama . Mengulang kebersamaan lalu yang sempat mereka buat .
Setelah mereka kembali ke kota asal , tempat mereka pertama berkenalan . Rama akhirnya mendahului Rena untuk menikah . Yaaa , Rama menikah dengan Ira . Masalalunya yang sempat menyakiti hati Rama .
 “Ini adalah suatu keajaiban” gumam rena saat menghadiri pesta pernikahan rama dan Ira .
Tanpa disadari , cerita selanjutnya juga merupakan sebuah keajaiban . Rena bertunangan dengan Raka dan Risya , sahabat lama rena bertunangan juga dengan Riki .
 “It’s so miracle” ketiga pasangan ini tidak hentinya menganggap bahwa ini adalah sebuah keajaiban Tuhan .
            Someday , saat mereka dinner bersama disebuah cafe .
“Tahun baru nanti kita liburan ke Prancis yuk guys?” ajak Rama . Ia sudah tidak canggung lagi memanggil panggilan akrab kepada juniornya itu sewaktu masih menjadi seorang pelajar.
“Kaka itu masih ajayaa inget sama kota itu hahahha” timpal Rena .
“Tentu , karena kamu adalah adikku” Rama berceloteh .
“Okee guys . Kalian mau kan ?” pinta Raka tiba-tiba .
“Okelah , siaaap . Kita sebagai pendamping kalian hanya bisa mengkuti hahahha” Jawab Risya mewakili Rena dan Ira .
            Dan akhirnya , detik-detik akhir tahun serta menyambut awal tahun itu mereka lewati bersama didepan Menara Eifell Paris-Prancis . Sungguh senyuman merona tak pernah hilang dari raut muka mereka .
            Mereka bahagia hidup dalam dekapan kebahagiaan sejati yang dianugerahkan Sang Maha cinta . Semogalah mereka adalah pasangan-pasangan yang diridhoi Tuhan . Amin ~